Senin, 12 Desember 2016

mengkaji dengan unsur semantik puisi "padamu jua" karya amir hamzah



Padamu Jua
Karya : Amir Hamzah



Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padaMu
Seperti dahulu


Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu


Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa


Di sana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati


Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarMu
Bertukar tangkap dengan lepas

Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padaMu  jua
Engkau pelik menarik ingin

Serupa dara dibalik tirai


KasihMu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu – bukan giliranku
Matahari – bukan kawanku




Mengkaji dengan semantik pada puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah

 
Bait pertama baris pertama dengan kutipan data “Habis kikis” Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan semuanya telah menghilang, cintanya telah sirna.

Bait pertama baris kedua dengan kutipan data “Segala cintaku hilang terbang” Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan segala cinta dan kasih sayang yang ia miliki pergi entah kemana.

Bait pertama baris ketiga dengan kutipan data “Pulang kembali aku padaMu” Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan dia ingin kembali padanya merajut kasih bersamanya.

Bait pertama baris keempat dengan kutipan data “Seperti dahulu” Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan seperti hari kemarin yang mereka lewati bersama-sama.

Bait kedua baris pertama dengan kutipan data “Kaulah kandil kemerlap” kalimat dibaris ini memiliki makna. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan engkaulah tempat penerangan dalam hidupku.
Bait kedua baris kedua dengan kutipan data “Pelita jendela di malam gelapPada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan  sebagai lampu penerangan dimalamnya yang gelap.

Bait ketiga baris pertama dengan kutipan data “Satu kekasihkuPada kalimat di baris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan bahwa hanya ada satu kekasihnya dan kekasihnya itu ditujukan kepada Tuhan.

Bait ketiga baris ketiga dengan kutipan data “Rindu rasaPada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair merasakan sebuah kerinduan kepada kekasihnya yaitu kepada Tuhan
.
Bait ketiga baris keempat dengan kutipan data “Rindu rupa”. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan ia merindukan rupa(wujud) dari kekasihnya yaitu Tuhan nya.

Bait keempat baris kedua dengan kutipan data “ Rupa tiada”. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan dan menggambarkan tidak ada rupa(wujud) yang terlihat oleh mata manusia.

Bait keempat baris ketiga dengan kutipan data “ Suara sayup”. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan suara yang mulai mengenai sasaran yaitu ke dalam hati
.
Bait keempat baris keempat dengan kutipan data “ Hanya kata merangkai hati”. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan hanya kata – kata menyusun dan mengatur hati manusia.

Bait kelima baris ketiga dengan kutipan data “ Mangsa aku dalam cakarMu. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan aku siap dan rela mati digenggamanMu, kata “Mu” disini ditujukan kepada Tuhan.

Bait keenam baris pertama dengan kutipan data “ Nanar aku, gila sasar. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan tokoh aku disini mulai merasakan kebimbangan dan mulai kehilangan sedikit akal sehatnya untuk berpikir.

Bait keenam baris kedua dengan kutipan data “ Sayang berulang padaMu jua. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan kasih sayang yang ia miliki akan selalu ada untuk kekasih-Nya, kalimat kekasih ini ditujukan kepada Tuhan-Nya.

Bait keenam baris keempat dengan kutipan data “Serupa dara dibalik tirai”. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan seperti perempuan suci yang selalu berdiri dan mendampingi kita dibelakang layar kehidupan.

Bait ketujuh baris pertama dengan kutipan data “KasihMu sunyi”. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan kasih sayng-Nya tidak berbunyi sedikitpun dan hening namun hati yang dapat merasakan, kata “Nya” disini ditujukan kepada Tuhan-Nya.

Bait ketujuh baris ketiga dengan kutipan data “ Lalu waktu – bukan giliranku”. Pada kalimat dibaris ini memiliki makna bahwa penyair mengungkapkan waktu telah berjalan saat ini bukanlah giliranku untuk menghadap-Nya, namun giliran itu pasti akan datang.

Senin, 07 November 2016

analisis Catatan Harian Seorang Demonstran



 Oleh: Diana Maghfiroh

CATATAN HARIAN SEORANG DEMONSTRAN
Slamet sukirnanto

Jaket kuning berlumur darah
Dengan sedih kutatap kawan-kawan rebah
Di bumi, di terik matahari kota Jakarta
O, kita tahu apa arti ini semua.
Terteguh di tengah galau beribu massa
Apakah benar peluru itu untukku?
Yang sebuah itu mungkin untukku
Telah direbut demonstran di sampingku
Udara panas kota Jakarta
Kulihat Ciliwung tetap coklat airnya
Alirnya lambat mengandung duka
Apakah ini, bayang-bayang nasib kita?
Jaket kuning berlumur darah
Nyanyian gugur bunga, dalam syahdu khidmat kita
Dalam catatan harian ini semua kulihat
Dalam catatan harian ini tertulis sendat
.
                                                            (Jaket Kuning,1966)




Puisi di atas menceritakan peristiwa demonstrasi mahasiswa tahun 1996 dalam menumbangkan rezim orde lama.Sebuah peran memukau dari mahasiswa tempo dulu sebagai bukti jati diri mereka selaku perubah kehidupan sosial bangsa. Perjuangan hebat yang hanya dapat dilakukan oleh orang yang hebat.




Makna yang terkandung dalam puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran”
·         Pada baris pertama bait pertama puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “Jaket kuning berlumur darah” mengandung makna jaket atau almamater para mahasiswa indonesia yang berlumuran darah.
·         Pada baris kedua bait pertama puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi” yang berbunyi “Dengan sedih kutatap kawan-kawan rebah” mengandung makna dengan penuh kesedihan aku menatap teman-temanku yang berjatuhan, dan berbaring di jalanan
·         Pada baris ketiga bait pertama puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi” yang berbunyi “Di bumi, di terik matahari kota jakarta” mengandung makna di atas bumi, di bawah terik panas matahari kota jakarta.
·         Pada baris keempat bait pertama puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “O, kita tau apa arti ini semua”mengandung makna aku sudah mengerti arti dari semua ini, dan serasa mengerti dengan sendirinya.
·         Pada baris pertama bait kedua puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi ” Terteguh di tengah galau beribu massa” mengandung makna, aku terdiam, aku sedih di antara teman-temanku
·         Pada baris kedua bait kedua puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “Apakah benar peluru itu untukku?” mengandung makna,serasa tidak percaya pada dirinya sendiri, di dalam benaknya berulangkali menanyakan apakah ini benar, atau hanya mimpi.
·         Pada baris ketiga bait kedua puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “ Yang sebuah itu mungkin untukku” mengandung makna, dan itu bukannlah mimpi, peluru iu benar-benar mengarah pada dirinya, dan seakan-akan memang untuknya
·         Pada baris keempat bait kedua puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “Telah direbut demonstran di sampingku ” mengandung makna tapi, kemalanganku yang seharusnya terjadi pada diriku, terselamtkan oleh rekan demonstran lainnya, yang rela menumpahkan darahnya untuk menyelamtakanku
·         Pada baris pertama bait ketiga puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “Udara panas kota Jakarta ” mengandung makna perjuangan para mahasiswa pada tempo dulu menyatakan aspirasi mereka dalam aksi di bawah terik panas mentari kota Jakarta di siang hari
·         Pada baris kedua bait ketiga puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “Kulihat Ciliwung tetap coklat airnya ” mengandung makna, Mereka berkoar-koar memperjuangkan hak rakyat yang belum terpenuhi. seperti aliran sungai Ciliwung yang coklat dan dan penuh sampah. Seakan-akan itu menggambarkan bahwa nasib mereka tetap sama, tidak ada perubahan.
·         Pada baris ketiga bait ketiga puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “Alirnya lambat mengandung duka” mengandung makna, Mereka terus berusaha mengkritisi jalannya kebijakan pemerintah yang tersendat-sendat
·         Pada baris keempat bait ketiga puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran”  yang berbunyi  “apakah ini bayang-bayang nasib kita” mengandung makna, apakah seperti ini, nasib kita? nassib yang memperjuangkan hak rakyat
·         Pada baris pertama bait keempat puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “ jaket kuning berlumur darah” mengandung makna, wahai teman-teman seperjuanganku.
·         Pada baris kedua bait keempat puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “Nyanyian gugur bunga, dalam syahdu khidmat kita” mengandung makna, kita sudah gugur, dalam menyatakan hak rakyat, pada akhirnya perjuangan kita harus ditutup dengan kematian salah satu teman kita yang tertembak oleh aparat kepolisian
·         Pada baris ketiga bait keempat puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “Dalam catatan harian ini semua kulihat” mengandung makna, kutulis semua dalam catatan ini, agar nantinya aku ingat jasa-jasa kalian yang rela menumpahkan darahnya untuk rakyat
·         Pada baris keempat bait keempat puisi “Catatan Harian Seorang Demonstran” yang berbunyi “Dalam catatan harian ini tertulis sendat. ” mengandung makna, Dan semuanya berakhir dalam kenangan catatan sejarah kita masing-masing.